Banyuwangi – ekonomi.
Banyuwangi rebound yang sudah dicanangkan tahun lalu, memang menjadi gerakan penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. Momen untuk melompat / melenting yang dicerminkan dalam “rebound” ini benar benar dimanfaatkan dan menjadi penyemangat untuk berkembang.
Singojuruh, salah satu kecamatan yang tertua disekitarnya, sebelum dimekarkan menjadi 3 kecamatan yakni Singojuruh, Songgon, dan Sempu. Namun sebagai kecamatan yang tertua, singojuruh dengan pameonya “Kota wajah desa” ternyata tidak memiliki pusat keramaian yang menggerakkan perekonomian seperti dua kecamatan “adiknya” yang lahir belakangan, yang memiliki fasilitas perbankan dan pasar. Setidaknya masih belum ada perbankan yang memiliki “homebase” diwilayah ini, dan pasar yang diharapkan sebagai sentral perputaran ekonomi juga masih belum ada.
Untuk itu tiga perbankan yaitu Bank Jatim, Bank BRI, dan Bank Mandiri diundang berdiskusi di ruang rapat lantai 1 Bappeda Kabupaten Banyuwangi.
Pada kesempatan itu Kepala Bidang Ekonomi Bappeda, drh. Lukman Hadi mengajak perbankan untuk bersama sama membangun Banyuwangi, membangun Singojuruh sesuai dengan platform masing masing. “Saat ini setidaknya masyarakat menginginkan ada layanan perbankan disana, agar masyarakat dapat terfasilitasi, tidak terlalu jauh dalam mengakses layanan perbankan, selain itu, juga menyangkut keamanan dan kenyamanan”, imbuhnya.
Hal serupa juga disampaikan Nur Prasetyo (Univ. Bakti Indonesia, Banyuwangi) yang menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) ini, “Selain sebagai perusahaan yang berorientasi bisnis, perbankan juga memiliki kewajiban untuk membantu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat”.
Rapat yang berlangsung dinamis ini dihadiri oleh akademisi dari Perguruan Tinggi di Banyuwangi, perangkat desa, kec. Setempat dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
(Mz2 ek).