Banyuwangi – ekonomi.
Menyimpulkan salah satu statement Prof. Bagong Suyanto akademisi Unair ketika menjadi narasumber di forum diskusi Anti Poverty Program (APP) bahwa masyarakat yang kurang beruntung harus dibantu sesuai dengan kapasitasnya, jangan melebihi, karena justru akan menambah beban bagi mereka.
Embrio Program Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri Dan Sejahtera (Peti Koin Bermantra) yang dikenal APP banyak memberikan bantuan berupa Alat dan mesin pertanian (alsintan), kini bergeser bisa memberikan bantuan sesuai hasil identifikasi potensi daerah melalui proses pembobotan.
Identifikasi potensi di lapangan dilakukan oleh Tim Peti Koin Bermantra Kabupaten Banyuwangi, salah satunya di Desa Sumbersari Kecamatan Srono yang memiliki potensi pertanian yang cukup besar. “Kami memiliki potensi pertanian yang besar, selain bibit hortikultura, desa kami menjadi salah satu pemasok ubi jalar yang besar, bahkan terkadang over produksi, sehingga harganya jatuh,” ujar Khamdan Kepala Desa Sumbersari.
“Kami juga butuh solusi, agar hasil panen masyarakat bisa memiliki nilai tambah, barangkali ada teknologi yang bisa mengolah ubi jalar itu,” imbuhnya.
Identifikasi potensi dan sosialisasi yang dilakukan di Desa Sumbersari salah satunya adalah untuk mengangkat potensi usaha bibit hortikultura yang memang sudah ada embrio dan mitra yang bersedia untuk membina kelompok masyarakat yang dibentuk.
Pemerintah Desa sangat mendukung peti koin bermantra di desanya, dan akan membantu men-sosialisasikan kepada perangkat desa dan stakeholder di desanya untuk tetap berkomitmen dalam alur Peti koin bermantra.
(Mz2 ek).